Takengon – Pelayanan Kantor Dinas Dukcapil Aceh Tengah selama ini menempati bangunan tua yang sebelumnya pernah menjadi bekas kantor beberapa unit kerja perangkat daerah. Seorang warga sekitar, Zulkifli menyebutkan kantor yang ditempati Dinas Dukcapil saat ini dibangun kira-kira tahun 1974 atau sudah berusia 50 tahun lamanya.
“Area kantor Dukcapil ini dulu adalah tempat bermain kami waktu kecil,” ungkap Zulkifli yang saat ini sudah berusia 45 tahun. Walaupun struktur bangunan tua, namun masih layak difungsikan, bahkan kini kantor Dinas Dukcapil telah ditata dengan apik.
Kadis Dukcapil Aceh Tengah Mustafa Kamal menyebutkan sejak awal memimpin dinas tersebut (Juni 2019) telah melakukan pembenahan dengan memperluas ruang tunggu layanan, kemudian memisahkan Front Office dengan Back Office, merenovasi pagar menjadi taman sekaligus berfungsi sebagai ruang tunggu outdoor serta membangun toilet yang representatif dengan pemisahan pria, wanita dan toilet untuk disabilitas.
“Bangunan tua tidak jadi halangan untuk memberikan pelayanan prima, karena yang harus dilakukan adalah menata ruang yang ada agar fungsional dan dapat dimanfaatkan,” kata Mustafa, Sabtu (25/05/2024).
Sarana prasarana lain juga sudah dilengkapi, seperti ruang laktasi, arena bermain anak, kursi tunggu prioritas untuk lansia, disabilitas dan ibu hamil, kemudian kursi roda bagi warga yang membutuhkan, guiding block untuk warga tuna netra, carger booth, meja tulis untuk warga, hingga tempat penitipan helm dan jaket juga telah tersedia.
Sudah dilakukan pembagian ruang untuk mempercepat layanan, seperti ruang perekaman dan cetak KTP, loket operator pendaftaran dokumen, loket pengambilan, layanan aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) serta ruang informasi dan pengaduan atau disingkat Rindu.
Dinding kantor telah menampilkan informasi layanan elektronik maupun non elektronik seperti maklumat pelayanan, hasil survey kepuasan masyarakat, standar pelayanan yang berisi persyaratan, prosedur, produk layanan, waktu penyelesaian dokumen, tarif gratis serta layanan konsultasi dan pengaduan.
“Walaupun saat ini kalau hujan deras masih ada yang bocor karena atap sengnya sudah tua dan belum diganti, tapi bukan menjadi kendala yang berarti,” imbuhnya.
Seorang warga, Linda merasa nyaman ketika membawa anak kecil untuk mengurus dokumen kependudukan karena telah tersedia area bermain untuk anak, sehingga anaknya bisa bermain sembari Linda menunggu penyelesaian dokumen.
Warga lainnya, Erwan merasa senang bisa bersantai di taman depan kantor Dukcapil menunggu pengurusan dokumen yang telah didaftarkan, sambil menikmati udara segar dan hangatnya matahari pagi.
Bercermin dari apa yang dilakukan oleh Dinas Dukcapil dengan menyulap bangunan tua menjadi kantor layanan yang menyenangkan, menjadi satu inspirasi bahwa keterbatasan bukan jadi penghalang untuk memberikan kualitas pelayanan yang prima bagi masyarakat. (*)