Bappeda Aceh Tengah Gelar Rapat Koordinasi Perencanaan Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan

12

Takengon – Bappeda Kabupaten Aceh Tengah menggelar Rapat Koordinasi Perencanaan Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan pada Kamis, 20 Februari 2025, bertempat di Ruang Aula Kantor Bappeda. Rapat ini dihadiri oleh para Kepala Dinas, Kepala Bidang, serta Fungsional Perencana dari Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Perikanan, dan Dinas Pangan.

Rapat ini bertujuan untuk menjaring isu-isu strategis serta permasalahan yang ada guna menjadi data dukung dalam penyusunan RPJMD 2025-2029 dan Renstra 2025-2029. Dengan adanya koordinasi ini, diharapkan dapat dirumuskan solusi konkret guna meningkatkan sektor pertanian dan ketahanan pangan di Aceh Tengah.

Beberapa permasalahan utama dalam sektor pangan menjadi sorotan, di antaranya rendahnya stok pangan daerah yang masih bergantung pada pasokan dari luar. Selain itu, kesadaran masyarakat mengenai pentingnya Pola Pangan Harapan (PPH) masih rendah, serta belum tersedianya fasilitas gudang cadangan pangan daerah yang memadai.

Di sektor kelautan dan perikanan, angka konsumsi ikan (AKI) di Aceh Tengah masih berada di bawah rata-rata provinsi dan nasional. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya produksi ikan tangkap dan budidaya ikan lokal. Tantangan lain yang dihadapi adalah tingginya biaya pakan ikan serta permasalahan overfishing yang terjadi di Danau Laut Tawar.

Sementara itu, sektor pertanian juga menghadapi berbagai kendala, seperti maraknya perambahan kawasan hutan, rendahnya nilai tambah produk pertanian di tingkat petani, keterbatasan sarana dan prasarana pertanian, serta lemahnya kelembagaan petani dan penyuluh pertanian. Hal ini menjadi perhatian utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani di Aceh Tengah.

Plt. Kepala Bappeda Aceh Tengah, Mustafa Kamal, menekankan bahwa perencanaan strategis harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Ia mengingatkan bahwa tanpa sinergi yang baik, sektor pertanian dan ketahanan pangan di Aceh Tengah akan sulit berkembang dan mencapai kemandirian.

Mustafa juga menegaskan pentingnya inovasi dalam pengelolaan sumber daya pertanian dan perikanan. Ia mendorong pemanfaatan teknologi modern serta kebijakan berbasis data agar setiap langkah yang diambil dapat memberikan dampak yang maksimal bagi peningkatan produksi dan kesejahteraan masyarakat.

Dengan adanya rapat koordinasi ini, diharapkan langkah-langkah konkret dapat segera diimplementasikan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Kolaborasi antara pemerintah daerah, dinas terkait, serta masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Aceh Tengah. (*)