Takengon – Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar mengapresiasi sekolah-sekolah di Kabupaten Aceh Tengah yang menjalankan proses belajar mengajar jarak jauh secara online dengan segala keterbatasannya.
Beliau melihat para guru, orang tua dan murid secara sungguh-sungguh mengikuti imbauan pemerintah untuk memanfaatkan kegiatan pembelajaran dari rumah di tengah-tengah darurat pandemi corona yang mewabah belakangan ini.
“Sepekan ini saya memantau proses belajar mengajar jarak jauh di tingkat pendidikan dasar dan menengah pertama di Kabupaten Aceh Tengah. Memang tidak sempurna, tapi mereka punya semangat untuk melaksanakannya meskipun dengan keterbatasan yang ada”, kata Shabela di ruang kerjanya, Senin (06/04).
Shabela bercerita, saat memantau dan menemani cucunya belajar dari rumah, dia kerap berkomunikasi intensif dengan para guru dan beberapa orang tua murid untuk memastikan proses belajar dari rumah secara online berjalan dengan semestinya.
“Kami melihat hampir seluruh sekolah yang kami telusuri tidak punya aplikasi online yang dibuat secara khusus untuk mengajar jarak jauh. Jadi guru mengajar secara konvensional dengan menulis, memfoto atau merekam audio/ visual percakapan materi ajar atau tugas lalu mengirimnya ke grup WhatsApp. Dan jawaban serta tanggapan murid pun dikirim kembali oleh orang tua murid melalui media yang sama”, tutur orang nomor satu di kabupaten ini.
Memang proses ini, menurut Shabela memiliki banyak keterbatasan. “Tapi harus diingat bahwa mereka telah menjalankan fase social distancing dengan baik”, tambahnya.
Shabela juga mengemukakan, dalam penelusuran yang beliau lakukan belakangan ini, masih banyak kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara online.
Diantaranya, tidak sedikit orangtua murid yang belum/ tidak memiliki smart phone berbasis android sehingga mereka harus menghubungi guru melalui telepon dan SMS. Bahkan ada pula orang tua yang sama sekali tidak memiliki handphone atau pulsa karena kesulitan ekonomi.
Sementara untuk sekolah-sekolah yang berada di pusat kota, termasuk sekolah terpadu (boarding school), menurut Shabela, pemanfaatan dan penerapan pembelajaran sistem daring telah jauh lebih memadai.
“Beberapa sekolah yang kami amati diseputaran kota Takengon, sebut saja seperti di sekolah cucu saya pada SD 8 Lut Tawar dan apalagi pada sekolah-sekolah terpadu milik yayasan, mereka terkesan lebih siap dalam menjalankan pendidikan online atau e-learning,” kata Shabela Abubakar.
Terakhir beliau berharap, selama masa social distance ini para orangtua dan guru bisa bahu membahu mengatasi keterbatasan yang dimiliki masing-masing. Tak lupa beliau juga tetap memberi dukungan dan semangat agar masa-masa sulit ini dapat dilalui.
“Yang penting saling bahu membahu untuk perkembangan pendidikan anak-anak kita. Jangan ada pihak yang merasa terbebani dengan pola pembelajaran online ini”, katanya.
“Tetap semangat para guru. Bimbing terus para murid untuk belajar dan menjadi orang yang berkarakter. Saya yakin kita akan melewati masa yang sulit ini sebagai pemenang”, pungkasnya. (IMH/Humas).