Takengon-Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar didampingi Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Aceh Tengah, Ir. Armaida, menerima audiensi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Aceh, Senin (25/01) diruang kerjanya.
Rombongan yang dipimpin Nazar, mewakili Kepala BPPW Aceh M. Yova Habibie, menyampaikan kepada Bupati bahwa kedatangan pihaknya adalah dalam rangka berkoordinasi terkait pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana prasarana permukiman terutama sektor penyehatan lingkungan permukiman yang dilakukan di kabupaten ini.
Dia menjelaskan kegiatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang saat ini dalam proses akhir pengerjaan, dalam waktu dekat akan segera dapat difungsikan.
Dikatakannya, pembangunan IPLT yang berlokasi di Kampung Keramat Mufakat Kecamatan Bebesen tersebut merupakan pilot projek dari pemanfaatan instalasi limbah komunal terbesar pertama di Aceh yang digagas oleh Kementerian PUPR.
Untuk itu, sesuai dengan instruksi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR pengelolaan dan pemanfaatan instalasi pengolah limbah komunal ini akan dilakukan oleh UPT air limbah, yang akan segera dibentuk didaerah ini.
“Karena ini pilot projek komunal pertama untuk Aceh dari Kementerian PUPR, jadi direncanakan akan dibentuk UPT agar instalasi ini berlanjut dan terkelola dengan baik,” ungkap Nazar.
“Apalagi kapasitas instalasi ini cukup besar, dapat menampung pembuangan limbah 10.000 KK, jadi perlu dijalankan sedemikian rupa,” sambungnya.
Menanggapi hal itu, Bupati Shabela mengatakan audiensi dan silaturrahmi ini sangat penting sekali untuk menyamakan persepsi dan bersinergi untuk membangun dan mewujudkan permukiman yang baik terutama dikawasan padat penduduk di Kabupaten Aceh Tengah.
Shabela mengaku sangat bangga dan bersemangat dengan adanya audiensi ini, sehingga upaya-upaya untuk penyehatan lingkungan permukiman di Kabupaten Aceh Tengah secara bertahap dapat tertangani, ditengah-tengah keterbatasan anggaran dan sumberdaya yang dimiliki kabupaten ini.
Bahkan dia berharap, program-program yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dibidang ke-ciptakarya-an diwilayah ini, dapat diakomodir kedalam program BPPW Aceh ditahun-tahun mendatang seperti pelaksanaan kebijakan dibidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah serta persampahan.
“Ditengah-tengah keterbatasan anggaran yang kami miliki, kehadiran BPPW Aceh sangat membantu sekali, terutama dalam penuntasan masalah permukiman, sampah perkotaan dan penyediaan air bersih,” imbuh Shabela. (IMH/ Humas).