Terkait Inflasi Daerah, Sekda Subhandhy : Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Saling Berkaitan Erat
Takengon – Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi bisa dibilang sangat signifikan. Ini karena inflasi dan pertumbuhan ekonomi saling berkaitan erat, hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tengah Subhandhy, AP, M.Si saat mengikuti kegiatan rutin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri secara virtual di Ruang Commend Center Setdakab Aceh Tengah, Senin (13/05/2024).
Subhandhy Menjelaskan, Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kabupaten Aceh Tengah melaju dengan pesat, bahkan periode tahun 2022-2023 pertumbuhan ekonomi Aceh Tengah mencapai angka 5,6 persen seiring terus meningkatnya geliat perekonomian di daerah ini.
“angka pertumbuhan ekonomi merupakan yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. Dalam 1 dekade tersebut, pertumbuhan ekonomi Aceh Tengah periode 2022 dan 2023 memang sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 dengan angka 5,6 persen merupakan pertumbuhan ekonomi kedua tertinggi di Aceh setelah Nagan Raya, ini menjadi dorongan semangat kita untuk terus berbuat lebih untuk kemajuan daerah yang kita cintai”, jelasnya.
Ia menambahkan, dampak inflasi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dan tingkat inflasi tinggi maka bisa mengakibatlan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya inflasi yang relatif rendah dan terkontrol malah bisa mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi.
“Nah ini tidak dapat dipisahkan antara pertumbuhan ekonomi dengan inflasi dan kita terus berupaya untuk mengontrol dan mengendalikan laju inflasi dengan kebijakan dalam program kegiatan yang berkelanjutan menjaga stabilitas pasokan dan harga barang serta terus menjalin Kerjasama antar daerah”, ujar Sekda Subhandhy.
“selain pertumbuhan ekonomi yang baik, Aceh Tengah juga secara makro meningkat dalam share PDRB THD, disektor pariwisata sudah bersaing dengan kota lain, nilai ekspor semakin bagus, NTP hortikultura semakin membaik, kemiskinan nya inklusif posisi 11 sejajar dengan perekonomian yang juga posisi 11, TPT dan gini rasio tergolong rendah, serta IPM nya tergolong tinggi”, tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Tengah Dr. Nuri Rosmika, SST, M.Si saat dikonfirmasi dalam audiensi Pendataan Potensi Desa (pondes) tahun 2024 bertempat di Ruang Kerja Sekda Aceh Tengah, Rabu (15/05/2024) membenarkan apa telah ungkapkan Sekda Subhandhy. “Selama tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Aceh Tengah terbilang sangat baik, mencapai 5,6%. Berada di atas pertumbuhan ekonomi Aceh yang sebesar 4,23%, lebih besar dari pertumbuhan ekonomi pulau sumatera yaitu 4,59%, dan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yakni 5,05%.”, ucapnya.
Ia menambahkan, untuk daerah Aceh Tengah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, tentu akan menyebabkan jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi lebih banyak. Terlebih lagi sektor pariwisata di Aceh Tengah sedang maju pesat, sehingga permintaan agregat tidak hanya dipengaruhi oleh masyarakat domestik tetapi juga masyarakat luar penikmat wisata di Aceh Tengah. Tingginya permintaan agregat tersebut membuat harga barang dan jasa meningkat. Hal ini merupakan hal yang wajar sesuai dengan teori ekonomi.
“pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi inflasi hingga 4 triwulan/setahun mendatang. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Aceh Tengah yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi 4 kota inflasi lainnya di Aceh, akan menyebabkan inflasi yang juga akan lebih tinggi dari 4 kota inflasi lainnya”, jelas Nuri.
Inflasi Kabupaten Aceh Tengah
Pada April 2024 ini, inflasi Aceh Tengah secara tahunan Year on Year (YoY) sebesar 4,73 persen, diikuti oleh Meulaboh sebesar 4,21 persen dan Lhokseumawe sebesar 3,31 persen. Sementara inflasi Aceh Tamiang dan Banda Aceh masing-masing sebesar 2,9 persen dan 2,16 persen.
“Selain perbedaan pertumbuhan ekonomi, inflasi sangat terkait dari pola konsumsi masyarakatnya yang tergambar dari Survei Biaya Hidup (SBH). Dari SBH 2022 terlihat bahwa persentase konsumsi makanan secara berurutan adalah Aceh Tengah (51,32%), Meulaboh (48,07%), Aceh Tamiang (47,7%), Lhokseumawe (47,61%), dan Banda Aceh (38,81%). Semakin besar persentase konsumsi makanan maka akan semakin besar pula perubahan harga bahan makanan seperti cabai, bawang, tomat, dan sayuran mempengaruhi inflasi. Hal inilah yang menjadi penyebab kedua inflasi di Aceh Tengah lebih tinggi dibanding empat daerah lainnya”, jelasnya Kepala BPS secara detail.
Strategi Penanganan Inflasi
Kepala BPS Aceh Tengah Tengah Dr. Nuri Rosmika mengungkapkan strategi pemerintah kabupaten dalam penanganan inflasi, Ada 9 langkah pengendalian inflasi yang telah ditetapkan oleh Mendagri sebagai acuan pemda, yaitu Pemantauan harga, Rapat teknis, Menjaga pasokan, Gerakan Menanam Serentak, Operasi Pasar Murah, Sidak Pasar, Kerjasama Antar Daerah, Belanja Tak Terduga untuk mengendalikan inflasi, dan Bantuan Transportasi untuk ongkos angkut.
“Dari semua intruksi Mendagri tersebut seperti yang telah dijelaskan Pak Subhandhy, Pemkab Aceh Tengah telah melakukan upaya dan langkah kongkret sesuai arahan Mendagri, tinggal pemda merealisasikan BTT untuk pengendalian inflasi dan program subsidi untuk tranportasi angkutan barang. Diharapkan hal ini dapat menjaga inflasi tahunan Aceh Tengah 2024 pada Desember nanti berada di bawah angka 4 persen”, ungkapnya.
Selain intruksi mendagri tersebut, beberapa daerah melakukan inovasi lain seperti urban farming dan mobil inflasi menyasar warga terpencil di Samarinda, Gerakan Tanam Sayur Mayur (Gertas), Gerakan Memelihara Ternak Unggas (Gemar Tugas), Gerakan Pengembangan Perikanan Rakyat (Gerbang Perak), dan Pulau Buah di Banyuasin, pelibatan badan usaha, mengefektifkan komponen zakat, dan gerakan menanam dengan mengoptimalkan ibu PKK di Banten,serta Toko Tani Indonesia Center (TTIC), pelaksanaan outlet pemasaran ikan segar, Lapau tani, program bajak sawah gratis, pemanfaatan pekarangan, desa mandiri pangan, lumbung pangan masyarakat, pengembangan teknologi padi salibu, dan asuransi usaha tani padi dan asuransi usaha ternak sapi kerbau di Tanah Datar. (RH/ProkopimAT)