Antusias Peserta Berharap ITdL Jilid II Berlanjut

340

Takengon – Internasional Tour de Lut Tawar ( ITdL) tahun 2022 telah berlangsung sejak Jum’at 28 Oktober untuk etape pertama “Danau”, etape kedua Sabtu 29 Oktober “Kopi” dan berakhir pada Minggu 30 Oktober untuk etape ke tiga atau etape “Lauser”.

Goesan para pembalam profesional ITdL lebih kurang telah menempuh total panjang rute sejauh 185 Kilometer, rute ini ditempuh dengan mengelilingi hampir seluruh wilayah Kabupaten Aceh Tengah, 11 Kecamatan dari 14 Keseluruhan Kecamatan di Aceh Tengah, dengan titel Lut Tawar sebagai Danau kebanggaan Masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah sebagai orbit senter even para pembalap profesional ini.

Menjajal rute yang berada di ketinggian 1200 sampai dengan 1600 meter di atas permukaan laut (MDPL), melampaui tanjakan, turunan dan liukan tajam di beberapa track balap, menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta pada ajang balab sepeda profesional ITdL jilid I tahun 2022 ini.

Untuk di ketahui ITdL sendiri adalah ajang balap sepeda profesional yang sudah didaftarkan sebagai salah satu agenda rutin (calendar of event) UCI, dan pada tahun ini merupakan langkah awal diselenggarakan nya event yang akan berlangsung setiap tahun ini, Demikian terang Bupati Aceh Tengah Drs Shabela Abubakar ketika menutup secara resmi gelaran ITdL ini, Kemarin petang di lokasi finish ITdL, Belang Bebangka Pegasing Takengon, Minggu (30/10/2022).

Tiga etape international Tour de Luttawar (iTdL) telah usai digelar, dan berjalan tanpa ada hambatan berarti, Event ini, turut diikuti oleh dua pebalap asal Spanyol, Edgar Nieto dan Javier Sarda Perez, satu pebalap asal Filipina, Daniel Ven Corino serta dua pebalap nasional, M Abdurrohman dan Selamet Juangga.

Tak ketinggalan, pebalap asal Aceh dan dari Sumatera Utara, turut meramaikan event balap sepeda road bike profesional pertama di Aceh tersebut, Event ini, meninggalkan betagam kisah menarik bagi para peserta yang mengikutinya event rintisan Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar ini.

Edgar minsalnya. Dirinya mengatakan, sangat senang berada di Aceh Tengah. Dan ia berharap, event ini dapat dilanjutkan di tahun berikutnya, “Disini alamnya indah, dan tracknya juga bagus dan sempurna. Saya ingin kembali lagi,” Ujar Edgar.

Senada dengan Edgar, Javier Perez yang menjadi juara umum pada iTdL ini mengatakan, event ini harus dilanjutkan di tahun mendatang, “Bagus sekali saya kira. Saya juga senang berada disini, udara dinginnya membuat saya ingin kembali,” Ungkapnya.

Sementara, pebalap asal Filipina, Daniel Ven Corino mengatakan, dirinya takjub dengan keindahal alam Gayo,di daerah asalnya, kata Daniel udara cukup panas. Dan dia senang berada di Takengon. Sama dengan dua pebalap asing lainnya, Daniel berhadap event ini dapat dilanjutkan kembali.

Tidak berbeda jauh, pebalap Nasional M Abdurrohman mengaku, bahwa track yang ada di Gayo, sudah mewakili track-track pada tour-tour lainnya di Indonesia dan Ia juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, agat iTdL tidak berhenti dikali ini saja. Melainkan harus dilanjutkan untuk di tahun-tahun mendatang.

Selamet Juangga salah seorang pebalap Nasional lainnya mengatakan, iTdL menjadi pengalaman tersendiri baginya, Pebalap asal Medan Sumatra Utara ini malah mengatakan, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah telah cukup berani menggelar event ini.

“Sementara di Sumut juga belum pernah terlaksana event seperti ini. Salut buat Pemerintah Aceh Tengah,” katanya, sembari berharap, event ini diteruskan, di sambut tepukan meriah para hadirin dan tamu undangan yang hadir dalam kesempatan tersebut.

Mendengar itu, Bupati Aceh Tengah, Shabela Abubakar mengaminkan dengan mengatakan, dirinya juga berkeinginan melanjutkan kegiatan ini. “Semoga di tahun depan dapat terlaksana kembali,” Harap Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar.

Menanggapi kritikan di media sosial terkait pelaksanaan event ini yang katanya minim peserta,Bupati Shabela Abubakar secara terpisah menjawab pada rekan media yang berkesempatan mengambil waktu kompresi sesaat setelah penutupan berlangsung berujar bahwa event ini adalah balapan sungguhan, berbeda dengan bersepeda biasa yang bisa dilakukan masyarakat pada umumnya. Terang Bupati menjawab pertanyaan para awak media. (HMA/ProkopimAT)