Takengon – “Selendang kopi Ujung senja, Ibu menyulam Iringan awan di tepinya, Turun menjadi embun membasahi pagi, helai demi helai kelopak bunga, menjelma buah dalam rimbun daun doa”.
“Selendang kopi di tiup angin, jatuh di kaki bukit Ibu tak menyulam lagi, tapi iringan awan terus turun menjadi butiran embun, tiap pagi tiap cangkir kopi”.
Demikian bait puisi yang dibacakan Pj Bupati Aceh Tengah, Ir. Teuku Mirzuan, MT, yang dipetik dari Buku “Antologi Puisi Kopi 1.550 Mdpl” Kurator: Fikar W Eda, Mustafa Ismail & Salman Yoga S. Diterbitkan pertama kali oleh: Imaji Indonesia, Aceh Culture Centre, Ruang Sastra dan The Gayo Institute, 2016.
Pada kesempatan menghadiri acara Niru ngupi morom bertajuk “Enti mubalik mujadi atu” yang berlangsung di Taman inen mayak teri tepat di samping pendopo, pada Minggu malam (1/1/2023).
Ikut membaur menyesap hidangan kopi, mengusir dingin dengan tradisi muniru, selanjutnya bengikuti rentak irama menarikan tarian munalo sebagai salah satu tradisi masyarakat Gayo.
Dilanjutkan, turut bertepok runcang bersama jajaran unsur pimpinan daerah berpadu bersama dua klup yang tampil pada kesempatan tersebut klup didong Biak Cacak versus Bintang Musara, Pj Bupati Aceh Tengah, Ir. Teuku Mirzuan, MT tampak menikmati hangatnya penerimaan masyarakat Gayo Takengon Kabupaten Aceh Tengah yang terkenal dengan Kopi Arabika Gayo yang mendunia. (HMA/ProkopimAT)