Takengon – Beberapa tahun lalu, Taman Dukcapil di Aceh Tengah hanyalah sebuah sudut kota yang kurang terawat. Pagar-pagar tak beraturan membatasi ruangnya, menciptakan kesan sempit dan tak terorganisir. Warga yang datang untuk mengurus dokumen kependudukan sering kali merasa tak nyaman menunggu di lingkungan yang kumuh ini. Taman atau perkarangan yang seharusnya menjadi ruang publik, justru terbengkalai dan tak difungsikan dengan baik.
Namun, perubahan besar terjadi. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Aceh Tengah memutuskan untuk menata ulang secara bertahap taman tersebut sejak tahun 2020 lalu. Kini, Taman Dukcapil tak hanya menjadi tempat menunggu pelayanan administratif, tetapi juga ruang terbuka yang bisa dinikmati warga setiap sore maupun di hari libur. Revitalisasi yang dilakukan mengubah wajah Taman Dukcapil menjadi lebih segar, rapi, dan ramah bagi semua kalangan.
Saat melangkah ke dalam taman yang baru, Anda akan disambut oleh beberapa bangku estetis yang ditempatkan dengan apik di berbagai sudut. Bangku-bangku ini menjadi tempat ideal bagi warga yang ingin bersantai, berbincang, atau sekadar menghabiskan waktu di bawah naungan pohon-pohon rindang yang telah berusia puluhan tahun. Suasana yang teduh dan sejuk ini menciptakan suasana nyaman, menjadikannya salah satu tempat favorit warga untuk berkumpul.
Yang paling menarik perhatian warga adalah fasilitas free wifi yang tersedia selama 24 jam. Ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi anak muda yang gemar mengakses internet atau bekerja di luar ruangan. Dengan adanya wifi gratis, Taman Dukcapil bukan hanya menjadi tempat istirahat, tetapi juga ruang produktif bagi mereka yang ingin memanfaatkan teknologi di lingkungan terbuka.
Kepala Dinas Dukcapil Aceh Tengah, Mustafa Kamal, mengatakan inisiatif pembenahan Taman Dukcapil merupakan bagian dari komitmen pihaknya untuk memberikan pelayanan terbaik bagi warga, tak hanya dalam hal administratif, tetapi juga dalam menyediakan ruang publik yang nyaman. “Kami ingin taman ini bukan hanya sebagai tempat menunggu, tapi juga menjadi tempat interaksi sosial, edukasi, dan rekreasi bagi semua kalangan,” ujar Mustafa.
Respons positif datang dari masyarakat yang kini memanfaatkan taman tersebut. Siti, seorang ibu rumah tangga yang sering berkunjung ke taman saat menunggu anaknya selesai sekolah, mengungkapkan rasa senangnya dengan perubahan ini. “Dulu taman ini terasa sumpek dan tidak menarik. Sekarang suasananya jauh lebih nyaman, bisa duduk santai sambil mengawasi anak-anak bermain,” tuturnya.
Hal serupa disampaikan oleh Rizal, seorang mahasiswa yang kerap memanfaatkan wifi gratis di taman ini untuk menyelesaikan tugas kuliah. “Sekarang Taman Dukcapil jadi salah satu tempat favorit saya. Bisa belajar di luar dengan udara segar dan tidak perlu khawatir soal koneksi internet,” katanya sambil tersenyum.
Dengan pembenahan ini, Taman Dukcapil Aceh Tengah menjadi contoh bagaimana ruang publik yang dulunya terabaikan bisa diubah menjadi tempat yang bermanfaat dan menyenangkan bagi warga. Kini, taman ini bukan hanya milik mereka yang mengurus dokumen, tetapi juga menjadi ruang bagi semua untuk berinteraksi, belajar, dan bersantai di tengah kesibukan sehari-hari. (*)