Takengon – Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar menerima kunjungan Rektor IAIN Takengon Dr. Zulkarnain, M.Ag beserta perwakilan civitas akademika IAIN Takengon, dalam rangka ikut serta memberikan masukan dan pertimbangan penyematan nama tokoh sebagai sebutan yang melekat pada sejumlah gedung yang ada pada IAIN Takengon, bertempat di Pendopo Bupati Kabupaten Aceh Tengah, Rabu (23/09/20).
Tampak Hadir dalam acara itu Drs. H. Djauhar Ali dan Drs. H. Samarnawan selaku Anggota Dewan Penyantun IAIN Takengon, Anggota DPRK Aceh Tengah Januar Effendi, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Aceh Tengah, Drs. H. Mursyid, M.Si, serta Barisan Kepala Opd terkait lainnya.
Seperti disampaikan Bupati Aceh Tengah dirinya mendukung penuh penyematan nama tokoh untuk sebutan gedung IAIN Takengon dan menaruh harapan besar kepada IAIN Takengon sebagai pelopor membangun dunia pendidikan di Kabupaten Aceh Tengah dalam melahirkan SDM berkualitas untuk membangun daerah ini kedepannya, sesuai dengan apa yang telah dicita-citakan bersama.
“Penamaan Gedung tersebut hendaknya mempertimbangkan nama-nama tokoh Gayo dibidang pendidikan, apalagi kehadiran IAIN ini merupakan modal pendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di wilayah Gayo khususnya dan Aceh pada umumnya” ujar Bupati.
Kehadiran IAIN Takengon sejalan dengan program yang digagas oleh Bupati salah satunya membangun kualitas SDM daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena menurutnya tanpa pendidikan mustahil suatu daerah dapat maju dan berkembang.
“Pendidikan maju maka daerah juga akan maju” ucapnya.
Sejalan dengan pengembangan lokasi kampus (STAIN-IAIN) di Kampung Mulie Jadi Kecamata Silih Nara hingga saat ini telah diselesaikan pembangunan gedung kampus secara bertahap sejak tahun 2017 yang lalu, telah berdiri sejumlah gedung yang rencananya akan diberi sematan untuk penyebutannya dari nama para tokoh dari Gayo.
Tujuh nama tokoh dari Gayo akan diabadikan menjadi nama sejumlah gedung perkuliahan dan kegiatan mahasiswa di lingkungan Kampus IAIN Takengon. Penamaan gedung dan ruangan perkuliahan itu sebagai salah satu sarana edukasi sejarah dan pengenalan Tokoh panutan bagi masyarakat secara lebih luas.
Rektor IAIN Takengon Dr. Zulkarnain, M.Ag menyampaikan rencananya pemberian nama ini untuk mengenang jasa-jasa pendahulu yang telah berjasa terhadap berdirinya IAIN Takengon.
“Penamaan gedung ini diharapkan memberikan inspirasi bagi civitas akademika IAIN Takengon, sekaligus dapat meneladani semangat perjuangan yang telah mereka contohkan” kata Zulkarnain.
Dijelaskannya, dalam proses berdirinya IAIN Takengon yang semula bernama Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Gajah Putih, beberapa tokoh ini memiliki peranan penting, diantaranya Mahmud Ibrahim, Arifin Bantacut dan Muhammad Syarif, merupakan beberapa tokoh yang terlibat langsung dalam rencana pendirian STAI Gajah Putih yang merupakan cikal bakal IAIN Takengon saat ini.
“Saat ini sudah ada 7 gedung yang akan diberi nama dengan menggunakan nama tokoh-tokoh Gayo. Sehingga kelak diharapkan gedung-gedung di IAIN terbuka baik untuk kalangan civitas akademika IAIN maupun masyarakat, tidak lagi terbatas oleh unit, Fakultas atau satuan lainnya” lanjutnya.
Ketujuh nama tokoh itu nantinya akan disematkan pada sejumlah gedung yakni Gedung perkuliahan dan perpustakaan referensi pascasarjana di lokasi kampus Ujung Gergung.
Gedung kuliah terpadu berlokasi di kompleks kampus pengembangan Mulie Jadi, bagunan gedung ini berbentuk huruf U terdiri dari 2 Lantai, 34 ruangan kuliah dan 3 ruang pertemuan, selain karena kapasitas yang memadai kini menjadi salah satu gedung pertemuan favorit setelah direnovasi interiornya pada 2018 yang lalu.
Selanjutnya, gedung yang direncanakan sebagai Fakultas Syari’ah, Gedung Auditorium terpadu dengan kapasitas 4.000 orang, Gedung Fakultas Ushuluddin Dakwah yang terdiri dari 8 ruang perkuliahan dan sampai saat ini belum diresmikan.
Kemudian untuk Gedung Pusat Bahasa yang mulai dibangun sejak tahun 2019 sampai saat ini belum diresmikan, pundemikian seluruh perangkat alat laboraturium praktek pengembangan bahasa telah terpasang pada gedung ini.
Terakhir Gedung Pusat kegiatan Mahasiswa yang akan digunakan untuk pusat kegiatan organisasi kemahasiswaan intra kampus dan terdapat ruang usaha yang akan dikelola oleh mahasiswa nantinya.
Paparan gambaran gedung-gedung tersebut merupakan kerangka acuan yang kemudian sebagai pertimbangan penyematan nama tokoh yang akan disampaikan pada menteri Agama RI dan selanjutnya berdasarksn kesepakatan senat akan ditetapkan dalam SK Rektor IAIN Takengon sebagai nama yang melekat pada bangunan gedung IAIN Takengon. (HMA/Humas)