Takengon – Kabupaten Aceh Tengah memiliki berbagai Potensi Wisata, mulai dari wisata alam, wisata budaya/sejarah dan wisata buatan dari ketiga potensi wisata tersebut, pemkab Aceh Tengah melalui Dinas Pariwisata mengangkat Potensi Wisata Budaya untuk Pengembangan Daya Tarik Wisata Aceh Tengah yaitu dengan mengadakan kegiatan atraksi budaya/sejarah Resam Munoling yang dapat meningkatkan Promosi Wisata di Kabupaten Aceh Tengah.
Resam munoling atau juga merupakan salah satu tahapan dalam resam berume, merupakan salah satu dari resam yang lazim di lakukan Masyarakat Gayo Kabupaten Aceh Tengah, di antaranya, resam berume; resam berebe; resam mungaro; resam begule; resam nirin reje; resam munik reje ; resam ni kekanak; resam ni memude; resam ni tetue; resam man ku waih; resam kenduri tulak bele; resam muniro uren; resam beruer; dan juga resam beruten.
Demikian terang Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Tengah, H. Harun Manzola, SE, MM, saat mewakili Bupati Aceh Tengah, Drs Shabela Abubakar, pada kesempatan menghadiri sekaligus membuka kegiatan Promosi wisata atraksi budaya
Resam Munoling tahun 2022, di Kampung Kute Gelime Kecamatan Ketol – Aceh Tengah (21/11/2022).
Lebih lanjut disampaikannya, Resam menoling ini menggambarkan bahwa kebiasaan ini sangat memegang peranan dalam kehidupan beragama, bernegara, berpendidikan dan bermasyarakat, bahwa masyarakat adat Gayo sedari zaman dahulu telah hidup berkelompok dan bergotong – royong, dalam mengolah dan memanen hasil pertanian dalam hal ini hasil panen padi hasil persawahan.
“Pelestarian budaya adalah upaya untuk mempertahankan nilai-nilai seni budaya yang terkandung di dalamnya, sedangkan salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah untuk melakukan penguatan kembali akar budaya yang telah ada dalam kehidupan masyarakat”, jelasnya.
Kepedulian terhadap pelestarian seni dan budaya di kalangan generasi muda kita saat ini mulai terlihat nyata, sehingga diharapkan kekayaan budaya yang kita miliki ini, selain dapat dipertahankan juga akan lebih dikenal dalam skala yang lebih luas.
“Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah juga terus berkomitmen mempertahankan kelestarian Budaya Gayo, komitmen tersebut tentu harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat, karena pemerintah daerah tidak akan mampu melakukannya sendiri, sehingga memerlukan dukungan dan keterlibatan langsung dari semua pihak”, Ungkap Asisten II Setdakab Aceh Tengah.
“Dapat kami sampaikan bahwa salah satu arah kebijakan Pemerintah Daerah adalah, memajukan sektor kepariwisataan baik wisata budaya dan seni maupun wisata alam yang dibarengi dengan berbagai sektor pendukungnya”, Kata Asisten Ekonomi Pembangunan, di Hamparan Persawahan Kampung Kute Gelime Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah, tepatnya di depan Mesjid Awaluddin Kecamatan Ketol.
Seyogyanya kegiatan ini diadakan di Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah, tapi sehubungan dengan survey lokasi yang dilakukan sebelumnya didapatkan bahwa masyarakat Toweren masih Menomang (menanam padi) dan diperkirakan waktu Munoling (memotong padi) paling cepat akan dapat dilakukan pada Januari 2023 mendatang.
“Oleh Karena itu kedepan nya kita akan lebih gencar lagi melakukan berbagai upaya meningkatkan dan mempromosikan potensi-potensi wisata yang kita miliki”, Lanjut Asisten II
“Kita inginkan kedepannya, Padi sebagai komoditi dan seni dan budaya Gayo yang ada di daerah ini dapat saling berpadu untuk menjadi sesuatu yang menarik perhatian dunia, tidak hanya dinikmati oleh Masyarakat lokal saja, tapi juga oleh masyarakat luar, sekaligus dapat meningkatkan nilai jual wisata alam yang secara geografis telah kita miliki selama ini”, Pungkasnya menutup Sambutan dan Arahan tertulis Bupati Aceh Tengah.
Tampak hadir dalam acara tersebut, Dandim 0106 Aceh Tengah, perwakilan Polres, Kejari, dan Kemenag, Anggota DPRK, Kadis Pariwisata, Kadis Perkebunan, Kadis Koperasi, Camat Ketol, Camat Kute Panang, Kabag Ekonomi, Reje dan Mukim Ketol, serta segenap hadirin dan tamu undangan yang turut menyaksikan atraksi Budaya Gayo Resam Munoling pada kesempatan itu. (HMA/ProkopimAT)