Takengon – Setelah membuka kegiatan pasar murah jelang menghadapi Idul Adha 1445 H di Pasar Paya Ilang Takengon Aceh Tengah. Pj. Gubernur Aceh Bustami Hamzah, SE, M.Si langsung memimpin Rapat Teknis Pengendalian Inflasi Aceh Tahun 2024 bersama empat penjabat bupati wilayah tengah, Selasa (04/06/2024) di Gedung Ummi, Pendopo Bupati Aceh Tengah.
Empat Penjabat (PJ) Bupati tersebut antara lain Pj. Aceg Tengah Ir. T. Mirzuan, MT, Pj. Bupati Aceh Tenggara Drs. Syakir, M.Si, Pj. Bupati Bener Meriah Drs. Haili Yoga, M.Si, dan Pj. Bupati Gayo Lues Drs. Alhudri, MM. Mereka masing-masing dihadapan Pj. Gubernur dan TIPD Aceh memaparkan tindaklanjut penanganan pengendalian inflasi di daerah.
Pj. Gubernur Aceh, Bustami menyampaikan bahwa angka inflasi bulanan Aceh lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional diatas dan angka indeks perkembangan harga (IPH) selalu mengalami kenaikan dengan komuditas yang berpengaruh adalah bawang merah dan cabai merah.
“Aceh Tengah menjadi salah satu dari 10 kabupaten dengan angka inflasi tertinggi yaitu sebesar 4,91 % (yoy) demikian dengan wilayah-wilayah disekitar Aceh Tengah yaitu Bener Meriah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara”, ujarnya.
Ia menekankan empat kabupaten wilayah tengah yang mengikuti rakor teknis harus berkolaborasi dan saling bekerjasama memberikan informasi tentang perkembangan harga bahan pokok masing-masing daerah terutama menghadapi hari-hari besar keagamaan.
“Intinya Masing masing kabupaten harus mengambil langkah langkah bijak dan konkret untuk pengendalian inflasi terutama dalam penggunaan dana BTT untuk penanggulangan inflasi di daerah, semisal untuk Aceh Tengah diharapkan dapat berinovatif dalam mengendalikan inflasi dengan contoh upaya bantuan transportasi kepada pedagang dari dan ke sentra produksi dengan penggunaan Dana BTT tersebut sesuai ketentuan yang berlaku”, ucap Pj. Gubernur Bustami.
Ia menambahkan “didalam memenuhi kebutuhan barang pokok penting dilakukan kerjasama antar daerah (KAD) agar tidak terjadi kekosongan barang pokok sehingga harga tidak melonjak tinggi dan tetap dapat terkendali”, tambahnya.
Bustami juga menyampaikan saran kebijakan dan arahan kepada para penjabat bupati dan TPID masing-masing untuk melakukan tindaklanjut dalam pengendalian inflasi di daerah.
“Pertama Sesuai surat Gubernur Aceh Nomor 500.1.13/4941 tanggal 8 Mei 2024 agar memprioritaskan pemenuhan hasil produksi untuk kebutuhan masyarakat daerah lokal terutama bawang merah, cabai merah dan tomat. Kedua sebagai daerah produksi Aceh Tengah dan wilayah sekitarnya perlu memperkuat tata niaga bahan-bahan pangan utama yaitu : Bawang Merah, Cabai Merah, Cabai Rawit, Tomat dll untuk mendukung kestabilan harga dan mengendalikan angka Inflasi dan IPH nya”, bebernya.
Selanjutanya Ketiga untuk komoditas-komoditas yang dipasok dari luar daerah seperti ikan, telur, daging ayam dan lainnya agar mengoptimalkan Kerjasama Antar Daerah (KAD) dan memanfaatkan subsidi biaya angkut yang disediakan oleh Bappanas dan Dinas Pangan Aceh.
Dan terakhir penyesuaian terhadap situasi perkembangan harga pasar dan menjaga pasokan yang menjadi inti pengendalian inflasi dapat segera direspon dengan intervensi program kegiatan selaras.
“Penguatan stok pangan melalui Gerakan Menanam, peningkatan produksi pangan dan distribusi pangan
Melakukan pemetaan dan melakukan evaluasi permasalahan terutama pada komoditi yang mengalami kenaikan, Optimalisasi penyelenggarakan Operasi Pasar dan Gerakan Pangan Murah, mengendalikan harga bekerjasama dengan Bulog dan CSR Perusahaan dan Melaksanakan pengawasan ke pasar dan distributor agar tidak terjadi penimbunan barang, serta Optimalisasi pemanfaatan dan penyaluran pupuk bersubsidi, bibit unggul, sarana prasarana” tutupnya. (RH/ProkopimAT)