Hadir Di Masjid Darussa’adah, Gelumpang Payung Ketol, Asisten I Sampaikan Arahan Bupati

256

Takengon – Asisten Pemerintahan, Keistimewaan dan Kesra Setdakab Aceh Tengah Drs. H. Mursyid, M.Si, mewakili Bupati Aceh Tengah memberikan arahan dan sambutan, dalam acara pengajian Fuspita Kecamatan Ketol yang dipusatkan di Masjid Darussa’adah Kampung Gelumpang Payung Kecamatan Ketol, Selasa (22/11/2022).

“Izinkan Kami dalam kesempatan ini menyampaikan beberapa hal yang Insyaallah bermanfaat bagi kita semua”, Ucap Asisten I membuka sambutan dan arahan Bupati Aceh Tengah.

Belakangan ini, negeri tercinta kerap dilanda oleh musibah dan bencana, tentu tidak seorang pun menghendaki bencana terjadi, namun, apabila bencana menimpa warga tanpa bisa dihindari, tidak ada jalan lain selain berempati, bergandeng tangan, bersinergi, dan saling menolong untuk menyelamatkan jiwa dan meringankan beban penderitaan korban yang selamat, Terutama dari trauma dan pemulihan jiwa, Ujar Asisten Pemerintah dan Kesra.

“Beberapa orang menyebut ini semua tulah, ada yang menyebut ini azab, atau juga hukuman dari sang pencipta, namun sebenarnya adakah hubungan antara bencana dan agama, khususnya islam”, Lanjutnya menyampaikan arahan.

Dalam al-qur’an bencana atau musibah disebutkan sebanyak 75 kali. Kata musibah sendiri memiliki makna segala sesuatu yang tidak dikehendaki oleh manusia dan tidak sesuai dengan hati nuraninya.

“Sesungguhnya terdapat tiga macam artian bencana bagi seseorang. pertama adalah bala’, ini adalah ujian yang mengangkat derajat seseorang jika ia mampu melewatinya dengan baik, penuh kesadaran, keikhlasan, dan tawakkal’, Imbuh Asisten I, yang tampak didampingi Camat Ketol, Iwan Sejahtera M.Si.

Bala’ memperkuat keimanan dan memperkokoh ketaatan seorang hamba. Bahkan, bala’ juga menjadi media peleburan dosa bagi hamba yang mampu menjalaninya dengan baik dan penuh kesabaran, Ulasnya lagi.

“Kedua, bencana juga diartikan sebagai hukuman atau iqob, jika manusia melampaui batas dengan melanggar aturan tuhan. contohnya, manakala manusia mengeksploitasi sumber daya alam sehingga merusaknya dan mengganggu keseimbangan alam, Ketiga adalah pembinasaan atau azab. Bencana ini adalah apa yang terjadi pada umat terdahulu yang menolak ajakan para nabi untuk bertauhid kepada Allah SWT”, Terang Bupati Aceh Tengah melalui Asisten Pemerintahan, Keistimewaan dan Kesra Setdakab Aceh Tengah Drs. H. Mursyid, M.Si.

Manakala para nabi itu menyerukan keimanan, suatu kaum justru kian asyik tenggelam dalam kekufuran. Sebagai respon dari ketidakpatuhan secara berkesinambungan tersebut, maka Allah mengirimkan musibah yang membinasakan suatu kaum.

“Hadirin yang berbahagia, Selaku Pimpinan Daerah kami sampaikan peran semua pihak sangat diharapkan untuk memberi pemahaman kepada segenap masyarakat agar saling menjaga, baik hubungan dengan Allah SWT (Habluminallah), hubungan dengan manusia (Habluminass) dan juga hubungan dengan alam (Habluminal’alam), agar kita selalu dapat hidup dengan keseimbangan dan selalalu dilimpahkan Allah SWT perlindungan”, Pungkasnya menutup sambutan dan arahan tertulis Bupati Aceh Tengah. (HMA/ProkopimAT)