Takengon — Sejumlah mahasiswa yang berasal dari Universitas Gajah Gajah Putih, serta siswa SMKN 1 dan SMKN 5, yang sedang menjalani program magang di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Aceh Tengah turut berperan aktif membantu masyarakat dalam melengkapi dokumen administrasi kependudukan (adminduk). Program ini bertujuan memfasilitasi pembuatan Akta Kelahiran dan Kartu Identitas Anak (KIA) bagi warga, khususnya di wilayah Kota Takengon.
Menurut Kepala Dinas Dukcapil Aceh Tengah, Mustafa Kamal, keterlibatan mahasiswa magang dalam pelayanan adminduk sangat membantu Dinas Dukcapil dalam mencapai target cakupan kepemilikan Akta Kelahiran hingga 100 persen. “Ini adalah salah satu langkah strategis untuk mempercepat pencapaian target, sekaligus memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat,” ujar Mustafa, Kamis (26/09/2024).
Mustafa menjelaskan bahwa ada dua kemungkinan utama penyebab masih adanya warga yang belum memiliki Akta Kelahiran. “Pertama, ada warga yang sebenarnya sudah memiliki akta kelahiran lama, namun belum terdata di Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK). Kedua, masih relatif rendahnya kesadaran sebagian masyarakat untuk mengurus dokumen kependudukan,” jelasnya.
Oleh karena itu, program magang ini tidak hanya bertujuan untuk membantu penyelesaian administrasi bagi warga, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya memiliki dokumen adminduk yang lengkap dan terdaftar di SIAK. Dengan begitu, diharapkan warga lebih sadar akan pentingnya dokumen-dokumen tersebut untuk berbagai keperluan administrasi, baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun layanan publik lainnya.
Selain itu, upaya jemput bola yang dilakukan oleh mahasiswa magang dengan mendatangi langsung warga yang membutuhkan, dinilai sangat efektif dalam memperluas jangkauan pelayanan. “Dengan pendekatan langsung, mahasiswa tidak hanya berkontribusi bagi peningkatan cakupan kepemilikan Akta Kelahiran dan KIA, tetapi juga memperoleh pengalaman dalam berkomunikasi dan melayani masyarakat,” tambah Mustafa.
Para mahasiswa magang tersebut juga turut mendata dan membantu warga yang belum memiliki KIA. Dokumen ini sangat penting bagi anak-anak sebagai identitas resmi yang diperlukan dalam berbagai layanan publik. KIA juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan seluruh anak memiliki dokumen kependudukan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Salah seorang mahasiswa magang, Tina, mengungkapkan bahwa pengalaman ini sangat berharga bagi dirinya dan rekan-rekannya. “Kami belajar banyak tentang prosedur administrasi dan bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Ternyata, tidak sedikit warga yang masih kurang paham tentang pentingnya memiliki dokumen-dokumen ini, dan kami merasa senang bisa membantu mereka,” ujarnya.
Masyarakat di Kota Takengon menyambut baik inisiatif ini. Salah seorang warga, Ibu Jihan, menyatakan bahwa program jemput bola sangat memudahkan dirinya dalam mengurus Akta Kelahiran anaknya. “Biasanya kami harus datang sendiri ke kantor Dukcapil, tapi sekarang mahasiswa datang langsung membantu kami di lapangan. Ini sangat memudahkan,” kata Jihan.
Dengan adanya program ini, Dinas Dukcapil Aceh Tengah optimis bahwa target cakupan kepemilikan Akta Kelahiran di wilayah tersebut dapat segera tercapai. Sementara itu, para mahasiswa yang terlibat mendapatkan pengalaman lapangan yang berharga, serta memperkuat kemampuan komunikasi dan semangat melayani. (*)