Mengenang 20 Tahun Tsunami Aceh, Pemkab Aceh Tengah Ikut Gerakan Aksi Tanam Hijaukan Nanggroe (Tahiroe) Aceh

42

Takengon – Dalam rangka mengenang dua dekade peristiwa tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 lalu, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah turut berpartisipasi dalam Gerakan Aksi Tanam Hijaukan Nanggroe Aceh (Tahiroe), sebuah inisiatif penghijauan yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Aceh.

Kegiatan ini bertujuan untuk memperingati tragedi besar tersebut sekaligus untuk mengembalikan keseimbangan alam dan meningkatkan ketahanan lingkungan di Provinsi Aceh.

Pj. Sekretaris Daerah Aceh Tengah, Erwin Pratama, S.STP, M.Si, mengungkapkan bahwa aksi tanam Tahiroe ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Tengah untuk mendukung upaya pemulihan lingkungan dan memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian alam dalam momentum mengenang peristiwa tsunami Aceh yang terjadi 20 tahun silam pada 26 Desember 2004, merupakan momen refleksi bagi masyarakat Aceh dan Indonesia secara keseluruhan.

“Gerakan ini bisa menggambarkan semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Aceh yang bangkit dari bencana dua dekade silam. Hari ini, kita mengenang semua yang telah hilang dan merayakan kebangkitan kita. Semangat persatuan dan ketangguhan telah menguatkan Aceh, dan dengan gerakan Tahiroe, kita akan terus bergerak maju bersama, membangun Aceh yang lebih baik untuk masa depan”, ungkap Erwin setelah melakukan kegiatan penanaman pohon.

Kegiatan penghijauan ini dipusatkan di Venue Triathlon Kampung Keramat Mufakat Kecamatan Bebesen dan berlangsung di beberapa titik di masing-masing Kecamatan wilayah Kabupaten Aceh Tengah yang dilaksanakan serentak di seluruh provinsi Aceh, Selasa, (24/12/24).

Sementara itu, dalam sambutan Pj. Gubernur Aceh Dr. H. Safrizal Za, M.Si, menyampaikan rasio hutan di Aceh cukup tinggi mencapai 65 persen, termasuk jumlah paling tinggi di Pulau Sumatera. “Namun jumlah rasio hutan sebesar itu, tidak membuat kita terlena tidak menanam lagi, karena dedikasi atau hutan penurunan hutan terus terjadi,” ujar Safrizal.

Ia mengungkapkan, antusiasme masyarakat luar biasa. Akhirnya muncul ide untuk menanam pohon penghijauan di lahan kritis serta pohon buah di kawasan APL, termasuk pohon-pohon khas Aceh, Jeumpa, Seulanga, dan Meulu.

Pemerintah Aceh juga bekerja sama dengan TP-PKK, menurutnya sentuhan dan peran aktif kaum ibu sangat membantu keberhasilan gerakan ini, dalam melestarikan tiga puspa tersebut. “Antusiasme yang awalnya ditargetkan 500 ribu pohon kini telah melampaui tiga juta pohon, kedepannya kita akan menghidupkan kembali nursery sebagai pusat pembibitan Aceh”, tegasnya.

Aksi tanam hijau ini diharapkan bisa memberi dampak positif terhadap ekosistem Aceh, yang selama ini banyak terpengaruh oleh bencana alam dan kegiatan manusia. Beberapa daerah yang terkena dampak langsung tsunami, seperti kawasan pesisir, telah mengalami kerusakan yang cukup parah, dan penghijauan menjadi salah satu cara untuk mempercepat pemulihan lingkungan.

Peringatan 20 tahun tsunami Aceh ini menjadi momen refleksi bagi masyarakat Aceh, sekaligus sebagai pengingat bahwa alam harus dijaga dan dilindungi untuk masa depan yang lebih sejahtera. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah berharap kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan, dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap langkah pemulihan dan pelestarian alam.

Berbagai jenis pohon yang diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang. Kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai bagian dari serangkaian acara memperingati tragedi tsunami, yang dilaksanakan serentak di seluruh provinsi Aceh.

Peringatan 20 tahun tsunami Aceh ini menjadi momen refleksi bagi masyarakat Aceh, sekaligus sebagai pengingat bahwa alam harus dijaga dan dilindungi untuk masa depan yang lebih sejahtera. Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah berharap kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan secara berkesinambungan, dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap langkah pemulihan dan pelestarian alam.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolres Aceh Tengah AKBP Dody Indra Eka Putra, Dandim 0106 Aceh Tengah Letkol.Inf. Raden Herman Sasmita, Kajari Aceh Tengah Andi Hendrajaya, SH., MH, Ketua DPRK Aceh Tengah, Fitriana, Ketua Mahkamah Syar’iyah Takengon, Dr. Win Syuhada, S.Ag, S.H, dan Seluruh Kepala SKPK Aceh Tengah. (RH/ProkopimAT)