Rapat Stunting TPPS dan Rembuk Stunting, Dibuka Pj. Bupati Aceh Tengah

232

Takengon – Penjabat Bupati Aceh Tengah Ir. T. Mirzuan, MT, membuka secara resmi Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Rembuk Stunting, Kamis (15/06/2023).

Hadir dalam kesempatan tersebut, para unsur pimpinan daerah Kabupaten Aceh Tengah, para perangkat daerah Kabupaten Aceh Tengah, pimpinan perguruan tinggi, perbankan, lembaga swadaya masyarakat, tim pakar, TP-PKK kecamatan di Aceh Tengah, Camat, Kepala Puskesmas, dan Para Reje yang menjadi lokus stunting.

Rembuk stunting merupakan langkah penting yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor lembaga non pemerintah, pemerintah kampung dan masyarakat.

Prevalensi stunting di Kabupaten Aceh Tengah, tahun 2022 sebesar 32% atau turun sebesar 2,4% dari kondisi tahun 2021 berdasarkan hasil survey (Survei Status Gizi Indonesia) SSGI kemenkes. Meskipun demikan angka stunting Aceh Tengah masih diatas Provinsi Aceh (l 31,2% dan nasional tercatat sebesar 21,6 %.

Mirzuan menyebutkan, angka tersebut masih di atas standar yang ditetapkan WHO bahwa, prevalensi stunting di suatu negara tidak boleh melebihi 20 persen dan Presiden Joko Widodo juga telah menetapkan percepatan penurunan stunting pada tahun 2024 menjadi 14 persen.

Dan untuk mencapai angka tersebut, dibutuhkan kerja keras secara gotong royong dari semua pihak di daerah ini baik pada aspek spesifik maupun pada aspek sensitif.

“salah satu upaya yang harus kita lakukan adalah meningkatkan cakupan balita sasaran yang diukur, selain itu masih terdapat masalah rendahnya kehadiran balita di posyandu,” ujar Mirzuan

“untuk itu kami mengharapkan kepada para Camat, Kepala Puskesmas, TP-PKK dan Reje untuk aktif mensosialisasikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat agar datang ke posyandu,” sambungannya.

Mirzuan mengharapkan, percepatan penanggulangan stunting agar difokuskan terhadap sasaran keluarga beresiko stuting, keluarga 1000 hari pertama kehidupan dan kesehatan reproduksi remaja putri.

Dengan memaksimalkan peran kader yang ada di Kecamatan dan Kampung seperti kader pembangunan manusia, kader pendamping keluargam kader PKK dan posyandu dan lain-lain, jika dilakukan dengan komitmen yang tinggi dapat, maka stunting bisa dapat turun secara signifikan.

Mengatasi stunting adalah bagian dari mewujudkan generasi Gayo sebagai generasi penerus kedepannya, yang bisa menjadikan generasi emas pada tahun 2045.

“semoga dengan berbagai program dan kegiatan, baik dari Pemerintah Daerah maupun program dari komponen masyarakat lainnya, dan lembaga swasta/dunia usaha melalui program CSR dan bapak asuh kita dapat mempercepat penurunan stunting di Aceh Tengah,” harap Mirzuan pada kesempatan tersebut.

Sebelumnya, dalam sambutan Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh Husni Thamrin, SE, MM, menyampaikan saat ini Pemerintah telah menetapkan lima sasaran spesifik pencegahan stunting yaitu, remaja, calon pasangan usia subur/calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu dengan anak usia 0-59 bulan.

Ia melanjutkan, sehingga nantinya melalui rapat koordinasi ini, dapat mencari titik rembuk dalam penurunan stunting sesuai dengan target tahun 2024, tentunya dengan melibatkan para kader pembangunan desa. (AS/ProkopimAT)