Takengon – Dalam rangka mempertahankan citra dan angka produksi Kopi Gayo dan upaya bagaimana mengangkat kesejahteraan bagi para petani Kopi, para pelaku usaha Kopi dan Coffee Stakeholders lainnya yang ada di Takengon, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah bersama Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) menggelar FGD dalam rangkaian kegiatan Creative Coffee Preneur Journey at Takengon 2022.
Mengangkat tema “Sustainable Specialty Coffee of Gayo”, FGD tersebut mengarahkan fokus pembahasan tentang bagaimana masalah-masalah terkait tata-niaga kopi secara luas, mewujudkan maksud dan tujuan dari AEKI seperti upaya meningkatkan Citra Kopi Indonesia di pasaran Internasional, guna meraih posisi yang terus terbaik.
“Volume ekspor Kopi Indonesia rata-rata berkisar 350 Ribu Ton per tahun meliputi Kopi Robusta (85%) dan Arabika (15%), dengan lebih dari 50 Negara tujuan ekspor Kopi Indonesia dengan USA, Jepang, Jerman, Italia dan Inggris menjadi tujuan utama”, ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Tengah H. Harun Manzola, SE, MM membacakan sambutan Bupati.
Mewakili Bupati Aceh Tengah Drs. Shabela Abubakar, pada kesempatan membuka secara resmi Focus Group Discussion (FGD) Creative Coffee Preneur Journey, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Tahun 2022 di Kabupaten Aceh Tengah, yang berlangsung di Gegarang Cafe dan Resto Takengon – Aceh Tengah, pada Selasa Malam (04/10/2022).
Selanjutnya, Harun Manzola menilai FGD ini merupakan salah satu langkah sederhana untuk memetakan permasalahan, hambatan dan tantangan dalam rangka mengangkat kejayaan Kopi Gayo ke taraf Internasional.
“Langkah sederhana ini, sangat efektif dalam upaya mendengar masukan dari kalangan eksportir Kopi. Saya berharap para eksportir Kopi ini dapat terus mendukung kebijakan pemerintah daerah dalam upaya membangun kebersamaan menuju kejayaan Kopi Gayo khususnya jenis Arabika yang kian diminati Dunia” jelas Asisten II yang tampak didampingi Kabag Ekonomi Setdakab Aceh Tengah, Iid Fitrasani, SE.
Lebih lanjut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Tengah itu menilai pertemuan ini akan membawa titik temu yang sangat konstruktif dalam membangun dan mendukung program Pemerintah Daerah di sektor pengembangan Kopi sebagai bahan Ekpor yang menjanjikan.
“Untuk itu pengembangan Kopi mulai dari hulu sampai ke hilir harus menjadi satu kesatuan sehingga Kopi ini akan menjadi sektor yang mampu meningkatkan derajat kesejahteraan Masyarakat Aceh Tengah yang nyata-nyata memang mayoritas merupakan petani Kopi,” ungkapnya.
Saat ini Kopi lokal mampu bersaing dengan negara luar di dunia Internasional, dari kualitas rasa Asisten II mengungkapkan Kopi Gayo masih yang terbaik karena karakternya yang unik.
“Permintaan akan Kopi Gayo dari waktu ke waktu terus meningkat mengingat Kopi Gayo mempunyai keunggulan karena body yang dikandungnya cukup kuat, sedangkan Kopi Arabika Gayo yang dihasilkan dari Daerah Dataran Tinggi Tanoh Gayo mempunyai karakteristik dan cita rasa (acidity, aroma and flavour) yang unik dan ekselen”, papar Harun Manzola.
“Kiranya tidak berlebihan jika FGD ini merupakan salah satu upaya pemberdayaan dan pembelajaran bagi masyarakat, dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan serta mengulas kembali eksistensi dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) yang juga memiliki tujuan utama mengarahkan anggota menjadi eksportir yang profesional, serta turut membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para petani Kopi”, Pungkas Asisten II, menutup sambutan tertulis Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar. (HMA/ProkopimAT)